PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH PADA PEMBELAJARAN IPS SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 DUKUHTURI TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
SRI SULASTRI, S.Pd
NIP. 19650415 199003 2 005
SMP Negeri I Dukuhturi
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya motivasi
terhadap pembelajaran mata pelajaran IPS yang berimbas pada rendahnya hasil
belajar pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Dukuhturi Kabupaten Tegal tahun
pelajaran 2015/2016. Hal ini dibuktikan dengan hasil perolehan nilai prasiklus
dengan KKK 75 dari siswa 33 hanya 8 siswa yang tuntas. Tindakan perbaikan yang
dilakukan adalah menerapkan kooperatif learning dengan model pembelajaran Index
Card Match. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa pada pembelajaran mata pelajaran IPS siswa kelas VII B SMP Negeri
1 Dukuhturi Kabuputen Tegal. Dengan penelitian tindakan kelas ini diharapkan
adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran Index Card Match
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa yang meliputi semangat
belajar siswa, peningkatan kegiatan pembelajaran, serta peningkatan ketuntasan
belajar siswa.
Kata
kunci : motivasi belajar, hasil
belajar, pembelajaran index card match.
Pendahuluan
Dalam Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) di SMP Negeri 1 Dukuhturi ditetapkan bahwa KKM mata pelajaran IPS adalah
75 dengan ketuntasan klasikal 80 %. Hal ini
berarti seorang siswa dikatakan telah berhasil atau tuntas belajarnya jika
telah mencapai nilai 75, dan kelas dinyatakan telah berhasil atau tuntas
belajarnya apabila sekurang-kurangnya 80
% siswa telah berhasil atau tuntas belajarnya. Namun kenyataannya dari hasil
ulangan harian pada pelajaran IPS kelas VII B SMP Negeri 1 Dukuhturi menunjukkan
bahwa lebih dari 60 % siswa belum mencapai KKM, dan siswa yang mencapai KKM hanya 40%
atau 8 siswa dari 33 siswa.
Dari
hasil observasi yang dilakukan peneliti, diketahui rendahnya hasil belajar siswa kelas VII B tesebut disebabkan oleh beberapa faktor yang meliputi
: input siswa,minat dan motivasi siswa, sarana dan prasarana penunjang
pembelajaran masih kurang dan metode mengajar guru yang kurang melibatkan
siswa. Guru masih mendominasi pembelajaran sehingga interaksi hanya berlangsung
satu arah. Kondisi ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurang inisiatif
sehingga mereka lebih cenderung hanya mendengar dan menerima apa yang
disampaikan guru.Siswa tidak terbiasa mencari dan menemukan sendiri pengetahuan
yang mereka butuhkan.Keadaan ini sacara langsung berdampak pada hasil belajar
siswa.
Dengan mempelajari data awal yang diperoleh, peneliti dapat
menarik kesimpulan bahwa permasalahan sebenarnya adalah rendahnya motivasi
belajar siswa menyebabkan kurang
aktifnya siswa dalam proses pembelajaran sehingga mengalami kesulitan belajar
yang berdampak pada rendahnya hasil
belajar siswa. Oeh karena itu pemilihan metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran harus memungkinkan peserta didik dapat terlibat secara aktif.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan
menunjukan pendidik mengelola kelas lebih efektif ( Anita Lie 2007 :29 ) Melalui pembelajaran
kooperatif, siswa akan bekerja bersama dalam kelompoknya, kemudian berdiskusi
tentang suatu informasi, dan mengungkapkannya kepada kelompok lain. Salah satu
pembelajaran kooperatif tersebut adalah model Pembelajaran “index card
match” (mencari pasangan)
Sehubungan dengan permasalahan di atas dan belum
optimalnya hasil belajar IPS dikelas VII B SMP Negeri 1 Dukuhturi maka upaya
peningkatan hasil belajar merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk
dilakukan.Dalam hal ini penulis berupaya untuk mengkaji lewat PTK dengan judul Penerapan model Pembelajaran Index Card
Match Pada Pembelajaran IPS Sebagai upaya meningkatkan motifasi dan
hasil belajar pada siswa kelas VII B SMP
Negeri 1 Dukuhturi Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Dukuhturi
kabupaten Tegal Kelas VII B Semester Genap Tahun Pelajaran 2015 / 2016.
Penelitian dilaksanakan selama empat
bulan mulai bulan Februari hingga bulan Mei 2016 di SMP Negeri I Dukuhturi Kabupaten Tegal
pada kelas VII B
semester Genap Tahun Pelajaran
2015 / 2016.
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian
adalah kelas VII B SMP Negeri I Dukuhturi Tahun Pelajaran 2015 / 2016 dengan jumlah siswa 33 terdiri atas 13 siswa putra dan 20 siswa putri. Dipilihnya siswa kelas VII
B sebagai subyek penelitian
dengan pertimbangan siswa kelas VII B dalam
mengikuti pelajaran IPS , menunjukan tanda – tanda kurang bersemangat dan kurang termotivasi pada mata peajaran tersebut sehingga hasil
ulangan harian selalu dibawah kriteria ketuntasan minimal ( KKM ).
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah teknik tes. Adapun teknik pelaksanaannya dilakukan
setiap akhir siklus, dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah berupa
soal tes bentuk pilihan ganda
dan isian singkat. Selain teknik tes
dalam penelitian ini juga digunakan teknik pengumpulan data non tes yaitu dengan lembar pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti yang dibantu observer dan lembar angket yang ditujukan pada siswa.
Data tentang Penerapan Pembelajaran Index
Card Macht akan
terlihat saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, dengan dibantu lembar
observasi yang disiapkan peneliti dan diisi oleh observer akan memantau
aktivitas siswa dan juga reaksi siswa saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Data hasil belajar siswa diambil dengan menggunakan tes /
uji kompetensi pada setiap akhir siklus penelitian tindakan. Data observasi
proses mengajar dan belajar diambil dengan pedoman observasi. Melihat dan
mengamati selama penelitian tindakan dilakukan. Menyangkut suana kelas, serta
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan data dokumentasi
diambil dari foto-foto selama kegiatan penelitian tindakan.
Data
yang telah dikumpulkan kemudian dianalis secara deskriptif, baik deskriptif
kualitatif maupun kuantitatif. Data kehadiran siswa yang terdapat pada daftar
kehadiran siswa pada saat dilakukan penelitian tindakan dianalisis dengan
analisis diskripsi kuantitatif. Dengan menghitung prosentase kehadiran siswa
pada saat tindakan dilakukan..
Data
hasil belajar siswa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hasil belajar siswa
perorangan ( terdiri dari nilai tertinggi, nilai terendah, serta nilai
rata-rata ) dan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal. Keduanya
dianalisis dengan analisis deskreptif kuantitatif dengan menghitung prosentase
keberhasilan siswa.
Indikator
keberhasilan kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya motivasi belajar, dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS yang ditunjukkan
dengan meningkatnya tingkat perhatian siswa, antusias siswa dalam mengikuti
pelajaran sangat tinggi. Sehingga prosentase ketuntasan perolehan KKM IPS yaitu
7,5 meningkat minimal 80 %. Di samping itu keberhasilan proses pembelajaran
ditunjukkan adanya respon positif dari siswa, seperti ; siswa lebih bersemangat dan lebih mudah
memahami pembelajaran IPS.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus
1 dilakukan selama 3 Pertemuan dan
masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran yaitu 2 x 40 menit. Materi yang disampaikan adalah Standar
Kompetensi 4.Memahami usaha manusia untuk
mengenali perkembangan lingkungannya.dengan Kompetensi Dasar 4.4
Mendeskripsikan gejala - gejala yang terjadi di atmosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan.
Pada pertemuan pertama guru mengawali
pembelajaran.Dengan menyampaikan SK , KD
serta Tujuan pembelajaran, model pembelajaran yang akan diterapkan serta
rambu-rambu yang harus diikuti siswa selama proses pembelajaran.
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan
gambaran materi pembelajaran secara umum dengan menggunakan metode ceramah
bervariasi dan tanya jawab, selanjutnya siswa mempelajari dan meringkas untuk memahami materi , selanjutnya guru menguraikan langkah
langkah model pembelajaran” Index Card
Macht” . Selanjutnya pada kegiatan penutup guru dan siswa membuat
kesimpulan.
Pada
pertemuan kedua di awal pembelajaran guru mengulas materi yang telah
disampaikan pada pertemuan pertama, selanjutnya guru mulai melaksanakan
kegiatan proses pembelajaran dengan model pembelajaran” Index Card Macht” guru
membagikan kartu - kartu yang berisi soal atau jawaban ,masing – masing siswa
mendapatkan satu kartu , langkah selanjutnya siswa mencari pasanganya ,setelah
menemukan pasangan kemudian memisahkan
diri dan kartu yang dipegangnya tidak
diperihatkan kepada pasangan yang lain , berikutnya , masing masing kartu
dibacakan dengan di koreksi oeh guru apabila pasangan soal dan jawaban tidak
cocok. Di akhir kegiatan guru menyimpulkan hasil presentasi dan penegasan
istilah yang belum dipahami siswa.
Pada
pertemuan ketiga diawal pembelajaran guru mengulang kembali hasil kerja para
siswa di pertemuan sebelumya ,Selanjutnya dilaksanakan evaluasi berupa tes
tertulis dari materi yang telah disampaikan guru .Evaluasi yang dilaksanakan
jenis tes pilihan ganda sebanyak 20 soal
,selanjutnya pertemuan diakhiri dengan
pengisian kuisener tentang motivasi belajar yang dilakukan oleh para
siswa. Adapun data hasil penelitian pada siklus 1 adalah sebagai berikut :
1. Nilai
Awal Siswa
Data nilai awal
siswa pada pra siklus yang diambil dari
Nilai ulangan Harian sebagaimana pada tabel 1
berikut ini :
Tabel 1
Nilai
Awal Siswa pra Siklus
Nilai Tuntas
Belajar
|
Frekuensi
|
Persentase ( %
)
|
< KKM
|
16
|
48,5
|
= KKM
|
8
|
24,2
|
> KKM
|
9
|
27,,3
|
Jumlah
|
33
|
100
|
Sumber
: Diolah dari data primer
Berdasarkan tabel 1
di atas, diperoleh nilai awal siswa pra
siklus sebagai berikut :
a.
Siswa yang memperoleh nilai kurang dari
KKM sebanyak 16 siswa atau 48,5 %,
b.
Siswa yang memperoleh nilai sesuai
dengan KKM sebanyak 8 siswa atau 24,2%
c.
Siswa yang memperoleh nilai lebih dari
nilai KKM sebanyak 9 siswa
atau 27,3 %
2.
Nilai Akhir
Data nilai akhir
siswa pada siklus 1 adalah sebagaimana pada tabel 2 berikut ini
Tabel 2:
Nilai
Akhir Siswa Pada Siklus 1
Nilai Tuntas
Belajar
|
Frekuensi
|
Persentase ( %
)
|
< KKM
|
10
|
30,30
|
= KKM
|
11
|
33,33
|
> KKM
|
12
|
36,37
|
Jumlah
|
33
|
100
|
Sumber
: Diolah dari data primer
Berdasarkan
tabel 2 di atas, diperoleh nilai akhir siswa pada siklus 1 sebagai berikut :
a. Siswa
yang memperoleh nilai kurang dari KKM
sebanyak 10 siswa atau
30,30 %,
b. Siswa
yang memperoleh nilai sesuai dengan KKM sebanyak 11 siswa atau 33,33%,
c. Siswa
yang memperoleh nilai lebih dari nilai KKM sebanyak 12 siswa atau
36,37 %.
3.
Nilai Selisih Antara Hasil Pra siklus 1 dan test pada
siklus 1 adalah sebagaimana terlihat pada tabel 3 di bawah ini :
Tabel 3
Perbandingan Hasil Nilai Pra siklus dan Test Pada Siklus 1
Nilai Tuntas
Belajar
|
Hasil Test pra
siklus
|
Hasil Test
siklus 1
|
||
Frekuensi
|
Persentase
( % )
|
Frekuensi
|
Persentase
( % )
|
|
<
KKM
|
16
|
48,5
|
10
|
30,30
|
= KKM
|
8
|
24,2
|
11
|
33,33
|
> KKM
|
9
|
27,3
|
12
|
36,37
|
Jumlah
|
33
|
100
|
33
|
100
|
Sumber : Diolah dari data primer
Dari data penelitian di atas
terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Index Card Macht belum maksimal, hal ini terlihat ketuntasan
belajar siswa belum 80 % masih 69,70 %.Berdasarkan hasil diskusi dengan
observer diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran pada siklus 1 belum optimal,
guru belum melaksanakan model Index Card
Macht secara efektif, dan siswa juga masih dalam tataran penyesuaian dengan
metode baru, di samping itu, guru dalam menyampaikan materi tentang Atmosfer masih bersifat global,
sehingga perlu disampaikan lagi dengan lebih rinci, untuk mempermudah
pengetahuan siswa tentang materi. Melihat hasil di atas maka peneliti
menindaklanjuti dengan melaksanakan penelitian pada siklus ke 2 dengan
mempertajam materi dan model pembelajaran Index
Card Macht
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus
2 dilakukan selama 3 Pertemuan dan
masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran yaitu 2 x 40 menit. Materi yang disampaikan adalah tentang
Hidrologi. Pada pertemuan pertama guru mengawali pembelajaran dan memberikan
apersepsi seputar Hubungan manusia dengan air . Selanjutnya guru menyampaikan
tujuan pembelajaran, model pembelajaran yang akan diterapkan serta rambu-rambu
yang harus diikuti siswa selama proses pembelajaran.
Pada
kegiatan inti, guru menyampaikan gambaran materi pembelajaran secara umum
dengan menggunakan metode ceramah bervariasi dan tanya jawab. guru menayangkan
dengan menggunakan media LCD agar siswa memahami konsep-konsep awal,
selanjutnya guru membimbing siswa membentuk kelompok yang terdiri dari dua anak
untuk mempelajari dan merangkum materi lebih detail. Selanjutnya pada kegiatan
penutup guru dan siswa membuat kesimpulan.
Pada
pertemuan kedua di awal pembelajaran guru mengulas materi yang telah
disampaikan pada pertemuan pertama, selanjutnya guru membimbing siswa dengan model Index Card Macht yaitu guru membagikan kartu yang telah disiapkan
kartu soal berwarna kuning dan kartu jawaban berwarna biru , setiap siswa
mendapat satu kartu kemudian guru memerintahkan untuk pasangannya setelah menemukan pasangan mereka memisahkan
diri dan merahasiakan isi dari kartu yang dipegangnya dipandu oleh guru masing
masing siswa membacakan kartu yang dipegang ,apabila kartu tersebut ternyata
cocok maka siswa yang lain akan memberikan aplouse ,dan apabila teryata tidak
cocok antara kartu jawaban dan kartu soal maka guru akan membantu mencari
pasanganya demikian seterusnya sampai semua kartu soal sesuai dengan kartu
jawabanya.
Di
akhir kegiatan guru menyimpulkan hasil presentasi dan penegasan istilah yang
belum dipahami siswa. Pada pertemuan ketiga guru mempersiapkan Evaluasi dengan
bentuk tes tertulis ,jenis tes pilihan ganda sebanyak 20 soal Selanjutnya
dilaksanakan tes tentang materi yang
telah disampaikan guru. Setelah selesai pelaksanaan tes, guru membagikan angket
tentang Motivasi belajar yang harus
diisi oleh siswa. Adapun data hasil penelitian pada siklus 2 adalah sebagai
berikut :
1.
Nilai hasil evaluasi pada siklus 2
Data nilai siswa pada siklus 2 sebagaimana pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4
Nilai Siswa
Siklus 2
Nilai Tuntas Belajar
|
Frekuensi
|
Persentase ( % )
|
<
KKM
|
6
|
18,19
|
=
KKM
|
14
|
42,42
|
>
KKM
|
13
|
39,39
|
Jumlah
|
33
|
100
|
Sumber : Diolah dari data primer
Berdasarkan tabel 4
di atas, diperoleh nilai siswa pada siklus 2 sebagai berikut :
a.
Siswa yang memperoleh nilai kurang dari
KKM sebanyak 6 siswa atau 19,80 %,
b.
Siswa yang memperoleh nilai sesuai
dengan KKM sebanyak 14 siswa atau 42,42 %,
c.
Siswa yang memperoleh nilai lebih dari
nilai KKM sebanyak 13 siswa atau 39, 39
%
2.
Nilai Selisih Antara Hasil test siklus 1
dan test pada siklus 2 adalah
sebagaimana terlihat pada tabel 5 di bawah ini :
Tabel : 5
Perbandingan
Hasil Nilai test siklus 1 dan Test Pada
Siklus 2
Nilai Tuntas
Belajar
|
Hasil Test
Siklus 1
|
Hasil Test
Siklus 2
|
||
Frekuensi
|
Persentase
( % )
|
Frekuensi
|
Persentase
( % )
|
|
<
KKM
|
10
|
30,30
|
6
|
18,2
|
=
KKM
|
11
|
33,33
|
14
|
42,4
|
>
KKM
|
12
|
36,37
|
13
|
39,4
|
Jumlah
|
33
|
100
|
33
|
100
|
Sumber
: Diolah dari data primer
Dari
data penelitian di atas terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Index Card Macht sudah maksimal, hal ini
terlihat ketuntasan belajar siswa mencapai 81,8 % .Berdasarkan hasil diskusi
dengan observer diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran pada siklus 2 sudah
optimal, guru melaksanakan model Index Card Macht secara efektif, dengan model pembelajaran baru siswa mudah memahami materi yang
disampaikan, guru dalam menyampaikan materi tentang Hidrosfer sudah rinci, Melihat
hasil di atas maka peneliti merasa berhasil dalam pelajaran IPS dengan model
yang digunakan “Index Card Macht”
3.Hasil
Angket Motivasi Belajar
1.
Hasil angket motivasi pada siklus 1
Distribusi data hasil perolehan angket tentang motivasi
belajar siswa adalah sebagaimana
terlihat pada tabel 6 di bawah ini :
Tabel :6
Distribusi Hasil Angket Tentang Motivasi Belajar siswa belajar IPS Pada Siklus I
Skor Perolehan
|
Frekuensi
|
Persentase ( % )
|
kriteria
|
31 - 40
|
11
|
30,33
|
Tinggi
|
21 - 30
|
20
|
60,60
|
Sedang
|
10 - 20
|
2
|
6,06
|
Rendah
|
Jumlah
|
33
|
100
|
|
Sumber : Diolah dari data primer
Berdasarkan Tabel 6 di atas, diperoleh nilai angket siswa
tentang motivasi belajar IPS sebagai berikut :
1) 11
Siswa atau 30,33% memiliki motivasi belajar tinggi,
2) 20
Siswa atau 60,60% memiliki motivasi
belajar sedang
3) 2
Siswa atau 6,06 % memiliki motivasi belajar rendah.
Dari data penelitian di
atas terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Index Card Macht belum
maksimal, hal ini terlihat ketuntasan belajar siswa adalah 69,70 % . Dan rata-rata motivasi
belajar juga masih kategori sedang yaitu 27,96
2. Hasil angket
motivasi belajar pada siklus 2
Distribusi data hasil perolehan angket tentang motivasi belajar
siswa adalah sebagaimana terlihat pada
tabel 7 di bawah ini :
Tabel :7
Distribusi Hasil Angket Tentang Motivasi Belajar siswa belajar IPS Pada Siklus 2
Skor Perolehan
|
Frekuensi
|
Persentase ( % )
|
kriteria
|
31 - 40
|
29
|
87,87
|
Tinggi
|
21 - 30
|
4
|
12,12
|
Sedang
|
10 - 20
|
0
|
3,04
|
Rendah
|
Jumlah
|
33
|
100
|
|
Sumber : Diolah dari data primer
Berdasarkan Tabel 7 di atas, diperoleh nilai angket siswa
tentang motivasi belajar IPS sebagai berikut :
1). 29 Siswa atau 87,87%
memiliki motivasi belajar tinggi,
2). 4 Siswa atau 12,12% memiliki motivasi belajar sedang
3). 0 Siswa atau 3,04 %
memiliki motivasi belajar rendah.
Dari data penelitian di
atas terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Index Card Macht sudah
maksimal, hal ini terlihat ketuntasan belajar siswa adalah 81,80 % . Dan rata-rata motivasi
belajar kategori tinggi yaitu 87,87 %.
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Index Card Macth dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan Motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas VIIB semester 2 SMP Negeri I Dukuturi Tahun Pelajaran 2015/ 2016 terutama pada Standar Kompetensi : 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya. Kompetensi Dasar
: 4.4. Mendeskripsikan gejala - gejala yang
terjadi di atmosfer dan hidrosfer serta dampaknya terhadap kehidupan.
Mendeskripsikan sifat - sifat fisik atmosfer.
Hasil belajar yang diperoleh siswa juga dipengaruhi oleh adanya motivasi
belajar yaitu dorongan
yang muncul pada diri siswa untuk mencapai prestasi terbaik dalam pembelajaran IPS dalam rangka mencapai Standar Kompetensi yang telah
ditetapkan. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai motivasi
belajar siklus pertama
yaitu 27,96 dan masuk kategori sedang dan meningkat pada siklus
kedua yaitu mempunyai nilai rata-rata minat belajar 34,87 dan masuk kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap orang pada hakekatnya memiliki motivasi belajar dalam hidupnya, dan mereka tidak mudah puas dengan apa
yang sudah diraihnya sebelumnya. Sebagaimana pendapat Mc
Donald yang dikutip oleh Oemar Hamalik ( 2007: 173 ), “ Motivation is energy change within the
person
characterized by affective arousal
and anticipatory
goal
reactions
“. Dorongan untuk berprestasi menjadi yang ” terbaik ” selalu muncul, walau antara
individu yang satu dengan yang lain tidak sama. Adalah merupakan kewajiban guru
untuk menumbuhkan semangat motivasi belajar
pada diri siswa yang salah satunya adalah dengan menerapkan model-model
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan ( PAIKEM
), sehingga hasil belajar siswa akan maksimal. Dan salah satu model
pembelajaran tersebut adalah model Index Card Macht
Model Pembelajaran Index Card Macht merupakan model pembelajaran yang dilakukan
dengan menggunakan kartu berpasangan yang terdiri dari kartu soal dan kartu
jawaban . Dari hasil wawancara peneliti dengan sebagian
siswa yang melaksanakan pembelajaran Model Index Card Macht sebagian besar siswa sangat senang dengan alasan :
1.
Model pembelajaran ini baru pertama kali
mereka kenal jadi merasa tertantang untuk mengikutinya
2.
Terjalin
komunikasi yang lebih efektif antara guru dan siswa maupun
siswa dengan siswa,
3.
Suasana
belajar yang menyenangkan karena siswa diberi kesempatan
untuk menyelesaikan masalah dengan cara menemukan psangan mereka.
Alasan siswa seperti di atas sangat sesuai dengan konsep pembelajaran
dengan model
Index Card Macht sebagaimana
dikemukakan oleh Vygotsky dalam Cooperative Learning (Suprijono Agus 2006)
Pembelajaran kooperatif ini membuat siswa dapat bekerja sama dan dapat
berpartisipasi aktif . Guru sebagai fasilitator dan pembimbing yang akan
mengarahkan setiap peserta didik menuju pengetahuan yang benar dan tepat.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan kajian
teori yang didukung adanya hasil penelitian, pembahasan dan perumusan masalah
yang diajukan tentang penerapan model
Pembelajaran index card match pada pembelajaran IPS sebagai upaya
meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada
siswa kelas VII B SMP Negeri 1dukuhturi tahun pelajaran 2015/2016,
maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :
1.
Penerapan
model index card match dapat
meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas VII B semester Genap SMP Negeri
I Dukuhturi Tahun Pelajaran 2015 / 2016.
2.
Penerapan model index card match dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII B
semester Genap SMPN I Dukuhturi
Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2015 / 2016 .
Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya dan di Sekolah Menengah
Pertama pada khususnya, peneliti menganjurkan :
1.
Guru
perlu memahami isi kandungan Silabus baik tentang Standar Kompetensi, maupun
Kompetensi Dasar, sehingga mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik siswa.
2.
Strategi pembelajaran Index Card
Match dapat dijadikan salah satu alternatif strategi pembelajaran bagi guru
IPS karena strategi pembelajaran ini dapat menjadikan siswa aktif, membantu
siswa mendapatkan pengetahuan,keterampilan dan menjadikan belajar lebih
bermakna dan tak terlupakan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
3.
Guru
harus mampu menguasai materi pelajaran agar dapat mengolah berbagai model-model
pembelajaran.Perlu dicobakan penerapan model Index
Card Match bukan hanya pada
Standar Kompetensi : 4. Memahami usaha manusia
untuk mengenali perkembangan
lingkungannya. Kompetensi Dasar :4.4
Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi di atmosfer
dan hidrosfer, serta dampaknya terhadap kehidupan , tapi pada KD-KD yang lain, juga pada mata
pelajaran yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz Wahab. 1980. Evaluasi Pendidikan PMP, LPMP FPIPS
IKIP Bandung.
A. Kosasih Djahiri. 1980. Pengajaran Studi Sosial / IPS (
Dasar-Dasar Pengertian Metodologi, Model Belajar-Mengajar IPS ), LPPIPS;FKIS
IKIP Bandung.
Anni, Tri
Catharina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Aqib, Zainal.
2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.
Arikunto,
Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Reneka
Cipta.
Arikunto,
Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Awan Mutakin. 1998. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta:
Depdikbud
Daldjoeni, N. 1981. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.
Bandung: Alumni.
Darsono, Max,
dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang:IKIP Semarang Press.
Depdiknas.
2006. Model-model Pembelajaran yang Efektif. Jakarta:Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Djamarah, S,
Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
------------,-----------.
2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Djamarah,
Saiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka
Cipta.
Dimyati dan
Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik,
Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
----------,---------.
2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung:PT. Sinar Baru Algensindo.
---------,---------.
2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
---------,---------.
2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Kasmadi,
Hartono. 1996. Mosel-Model dalam Pengajaran Sejarah. Semarang: IKIP Semarang
Press.
----------,--------------.
2001. Pengembangan Pembelajaran dengan Pendekatan Model-Model Pengajaran Sejarah.
Semarang: PT. Prima Nugraha Pratama.
Kochhar, S.K.
2008. Pembelajaran Sejarah Teaching of History. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Miles, Mattew
dan A, Michael Haberman. 1992. Analisis Data Kuantitatif. Penerjemah: Tje jep
Rohidi. Jakarta:UI Press.
Muchith,
Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontektual. Semarang: Rasail Media Group.
Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu
Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya
Mundilarto,
Rustam. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagakerjaan Perguruan Tinggi Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Munib,
Achmad. 2005. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang. Unnes Press.
Sanjaya, Wina.
2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta:
Kencana Prenada Media.
Sardiman A.M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Slameto.
2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Edisi Revisi). Jakarta:
Reneka Cipta.
Sudjana,
Nana. 1991. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Offset.
----------,--------.
2000. Strategi Pembelajaran. Bandung: Fallah Production.
Sugandi,
Ahmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang:UNNES Press.
Suyitno, A.
2006. Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. Makalah
Seminar. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Tim Penyusun
Kamus Pusat Bahasa. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Trianto.
2007. Model–Model Pembelajaran Inovativ Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Widja, I Gde.
1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi serta Metode Pengajaran Sejarah.
Jakarta: Depdikbud.
Yamin, Martinis.
2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.
0 komentar:
Post a Comment