• Home
  • Lock.
  • RPP
  • RKAS
  • TGS Siswa
  • Daftar Isi
  • Alumnus
  • Kontak
  • Comments

"SURAT TERAKHIR ANGEL" Cerpen Karya Anak DP Sturi

Surat Terakhir Angel
Pada suatu pagi..
                Dalam mimpi ku aku bertemu seorang perempuan cantik. Dia berambut panjang, memakai gaun putih Nampak seperti bidadari. Dia menarik tangan ku dan berlari menuju taman. Dia tersenyum pada ku. Tetapi tiba-tiba dia meninggalkan ku sendiri dan menghilang entah kemana. Mimpi ku buyar ketika ibu membangunkan ku.
                “Satria, ayo bangun! Sudah siang. Apa kamu gak sekolah?” teriak ibu dari luar pintu kamar.
                “Iya bu, satria bangun.”
Dengan mata yang masih mengantuk aku menengok jam yang ada di atas meja samping tempat tidur ku.
                “What?! Jam setengah 7?! Gawat! Gua bisa telat.”
Aku langsung bergegas dari tempat tidur dan segera bersiap-siap menuju sekolah.
                “Bu, Satria berangkat.” Dengan terburu-buru aku berpamitan pada ibu.
                Sampai di sekolah aku langsung menuju ruang kelas 8A, ruang kelas ku. Tidak berapa lama guru Bahasa Inggris masuk kelas. Seperti biasanya Bu Emi selalu memberi salam terlebih dulu sebelum memulai pelajaran.
                “Good morning everybody.”
                “Good morning mom.” Jawab murid-murid serentak.
                “How are you today?”
                “We are fine, thank you. And you.”
                “I’m very well. Baiklah, hari ini adalah hari spesial karena kalian akan kedatangan teman baru. Namanya Angel Alvareisha. Kalian bisa memanggilnya Angel. Angel, ayo masuk.” Bu Emi mempersilahkan Angel masuk ke ruang  kelas.
                Terima kasih bu.”
                “Angel, kamu bisa duduk di sebelah situ.” Ucap Bu Emi sambil menunjuk tempat ku.
                “Baik bu.” Jawab Angel sambil tersenyum.
Akhirnya Angel duduk di sebelah ku. Kami semua mengikuti pelajaran dengan tenang seperti biasanya.
                “Tet.. Tet.. Tet..” Bel berbunyi tanda jam istirahat.
                “Ngel, ke kantin yuk. Bareng sama gua. Loe mau gak?” ajak ku pada Angel. Yang pada akhirnya Angel menerima ajakan ku. Kami berdua berjalan menuju kantin sambil mengobrol.
                “Ngomong-ngomong nama loe siapa?” Tanya Angel.
                “Gua Satria. Lebih lengkapnya Satria Nugraha.
                “O.. Satria. Salam kenal ya Sat. Semoga kita bisa jadi kawan baik.
                “Ok. Salam kenal balik Ngel.”
Sampai di kantin aku dan Angel membeli mie ayam. Sambil menikmati mie ayam kami melanjutkan mengobrol.
                “Loe pindahan dari mana Ngel?”
                “Gua pindahan dari Surabaya. Memang kenapa Sat?
                “Ya gak papa, gua kan cuma pingin tau aja. Memang gak boleh ya?”
                “Boleh kok, boleh.”
                “Terus alasan loe pindah ke sini karena apa Ngel? Ini sih kalo gua boleh tau ya.”
                “Seminggu yang lalu ibu gua meninggal. Trus ayah gua mutusin buat tinggal di Jakarta, katanya biar deket sama ortunya alias nenek gua. Otomatis sekolah gua pindah juga ke sini.”
Wajahnya yang semula ceria berubah menjadi sedih ketika menjawab pertanyaan dari ku.
                “Sorry Ngel, gua gak bermaksud bikin loe sedih.”
                “Kenapa loe harus minta maaf? Loe gak salah Sat. Lagian loe kan sebelumnya gak tau.”
                Tapi gua jadi gak enak sama loe. Gua udah bikin loe gak ceria kayak waktu loe pertama masuk kelas tadi.”
                “Enggak Sat. Santai aja lah. Nih buktinya gua masih bisa senyum.” Ucap Angel sambil memamerkan senyumnya padaku.
                “Tet.. Tet.. Tet..” Bel berbunyi tanda jam istirahat selesai. Kami berdua bangkit dari duduk dan bergegas menuju ruang kelas. Kami semua kembali mengikuti pelajaran.
Selesai jam pelajaran..
                “Loe pulang naik apa Ngel?”
                “Gua dijemput.”
                “Rumah loe jauh dari sini?”
                “Lumayan Sat. Kalo loe sendiri pulang naik apa?”
                “Gua jalan kaki Ngel. Gak jauh kok rumah gua dari sini.”
                “O.. Eh, gua udah dijemput. Gua duluan ya Sat.”
Angel berjalan menuju seorang laki-laki yang menjemputnya dengan motor. Aku pun akhirnya memutuskan untuk pulang.
                “Apa yang dikatakan Bu Emi benar. Hari ini adalah hari spesial dimana gua bisa ngenal Angel. Meskipun baru kenal tapi gua yakin Angel anak yang baik dan gak sombong, beda banget sama temen-temen gua yang lain.” Ucap ku dalam hati saat berjalan pulang.
                Sesampainya di rumah aku melihat Ibu sedang sibuk membuat kue. Ibu ku tidak bekerja, dia seorang ibu rumah tangga. Tapi terkadang dia membuat kue karena adanya pesanan dari tetangga. Ayah ku seorang pekerja kantoran, dia selalu pulang malam ketika aku sudah tertidur lelap. Aku mempunyai hobi baca komik, hampir setiap malam setelah selesai belajar aku membaca komik.
Keesokan harinya. Di sekolah..
                “Hay Ngel. Berangkat jam berapa loe dari rumah? Jam segini udah di sekolah. Padahal hari ini gua berangkat lebih pagi lho dari biasanya. Rumah loe juga lebih jauh dari gua, kok loe nyampe duluan sih.” Ucap ku pada Angel yang saat itu hanya ada aku dan Angel di ruang kelas.
                “Dari kecil gua udah diajarin bangun pagi. Jadi kalo jam segini gua udah di sekolah loe jangan heran, gua udah biasa. He he..” Jawab Angel santai.
                “Salut gua sama loe Ngel. Gua mau ngikutin loe deh, bangun pagi.”
Waktu menunjukkan pukul 07.00, semakin banyak teman-teman yang datang memenuhi ruang kelas. Hingga akhirnya pelajaran pun dimulai.
                Tepat pukul setengah sepuluh bel istirahat berbunyi. Aku dan Angel menuju kantin. Sambil menikmati bakso kami mengobrol.
                “Ngel, yang jemput loe kemarin cowok loe ya?”
                “Bukan, itu kakak gua. Emang kenapa Sat?”
                “Gak papa, gua kira cowok loe.”
                “Loe cemburu yaa?”
                “Kata siapa gua cemburu. Gua cuma mastiin aja Angel.”
                “O gitu. Eh Sat, boleh gak gua minta nomor loe?”
                “Boleh boleh aja. Tapi nomor apa nih? Yang jelas dong Ngel.” Canda ku.
                “Ya nomor handphone lah, masa nomor sepatu loe?”
                “Kirain loe mau beliin gua sepatu. Ha ha ha.. Nih nomor gua.” Aku memberikan selembar kertas yang sudah tertulis nomor handphone ku. Kami terus mengobrol hingga bel lembali berbunyi, tanda jam istirahat selesai dan waktumya kembali ke kelas.
                Kehadiran Angel membuat hari-hari ku lebih menyenangkan.
                Hingga suatu hari..
                Seharian penuh aku tak melihat Angel di sekolah. Aku mencoba mencari tahu pada teman-temannya tapi tak seorang pun yang melihat Angel pada hari itu, aku menjadi khawatir dengannya.
                Sepulang sekolah. Sesampainya di rumah aku mendengar suara handphone ku berbunyi. Aku segera mengambilnya dan membaca pesan yang ku terima.
                “Angel : Sat, sorry. Mungkin gua gak bisa nemenin loe lagi di sekolah. Ayah gua butuh berobat ke Singapura. Gua dan kakak gua ikut kesana buat ngejagain ayah. Semangat ya Sat walau tanpa gua.”
Membaca pesan dari Angel aku menjadi sangat sedih. Kemudian aku membalasnya.
                “Angel, gua harap ayah loe cepet sembuh dan loe juga cepet balik ke Jakarta. Seharian gak ketemu loe rasanya gua rindu banget Ngel. Hari-hari gua bakal sepi tanpa loe. Janji ya Ngel loe cepet balik.”
Aku menunggu balasan darinya, tapi ternyata dia tak juga membalas pesan dari ku.
                Berhari-hari tanpa Angel di sekolah membuat ku tak bersemangat belajar. Canda tawanya yang biasa ku lihat kini tiada lagi. Aku hanya bisa berdoa agar dia cepat kembali.
                Selang dua minggu aku mendapat kabar dari Bu Retno (wali kelas ku) bahwa Angel meninggal dunia, Bu Retno memberitahukan di depan kelas. Semula aku tak percaya kabar itu, tetapi Bu Retno meyakinkan ku bahwa Angel telah tiada.
“Dia meninggal karena kanker. Kamu yang sabar ya Sat. Ini sudah menjadi rencana Tuhan.”
Angel selama ini tidak menceritakan kepada ku tentang penyakitnya. Dia juga berbohong pada ku, sesungguhnya bukan ayahnya yang butuh berobat di Singapura tetapi Angel sendiri.
                Selesai jam pelajaran. Aku, Bu Retno, dan teman-teman satu kelas ku menuju rumah Angel. Sesampai disana kami bertemu orangtua Angel dengan mata yang bengkak karena menangis dan mereka mempersilahkan kami duduk.
                “Jam 8 Angel tiba di Indonesia, dan dimakamkan jam 11 tadi.” Ucap ayah Angel pada kami disela perbincangannya dengan Bu Retno.
                “Gua gak nyangka Ngel, ternyata waktu itu terakhir gua ketemu loe. Gua sangat kehilangan loe Ngel.” Ucap ku dalam hati ketika melihat foto Angel yang berada di ruang tamunya.
                “Kamu Satria kan? Ini surat Angel buat kamu yang dia tulis sebelum pergi.” Ucap ayahnya sambil menyodorkan lipatan kertas kepada ku.
                “Terima kasih pak.” Jawab ku dengan suara serak.
Waktu sudah cukup siang, akhirnya kami memutuskan untuk berpamitan pulang.
Sesampainya di rumah aku langsung masuk kamar, saat itu ibu sedang tidak ada di rumah. Aku membuka surat terakhir Angel dan membacanya.
“Satria,
Loe adalah sahabat terbaik gua yang gua kenal
Loe selalu temenin gua disaat gua senang maupun sedih
Satria,
Makasih selama ini selalu bikin gua senang
Maafin gua Sat kalo selama ini gua gak jujur sama loe tentang penyakit gua
Gua juga bohong sama loe tentang kepergian gua ke Singapura
Gua lakuin itu karena gua gak mau loe sedih
Ikhlasin kepergian gua Sat, karena itu bisa bikin gua bahagia
Meskipun gua udah gak ada di dunia ini lagi
Tapi kenangan saat bersama gua akan selalu ada”
Aku menangis ketika membaca suratnya, aku sangat sedih dan terharu.
“Loe adalah sosok yang hebat Ngel. Loe pintar, cantik, dan hal yang paling gua inget loe bisa jadi motivasi gua buat berubah jadi lebih baik. Ternyata loe Angel (bidadari) yang pernah ada dimimpi gua dulu. Sejujurnya gua gak rela loe pergi. Tapi demi loe, gua ikhlasin loe buat pergi selamanya. Gua akan tetap tersenyum, buat loe. Makasih Angel. Gua bahagia punya sahabat kayak loe, gua bahagia bisa ngenal loe.”
Selamat jalan Angel Alvareisha..

By: widya


2 komentar:

Sang pemerhati said...

cerita ini sangat menarik, karena disini kita dapat memetik artinya persahabatan.
salam sturiiiiiiiiiii.................

by: diana arifiyah 9d

SMP N 1 DUKUHTURI said...

i like it widya

Post a Comment