
Berkaitan dengan hal itu secara Khusus Kepala SMP N 1 Dukuhturi Bapak Drs.H. Alfatah, M.Pd memberikan Instruksi secara khusus kepada seluruh warga Sturi melalui Guru Agamanya Bapak Drs. Nahduddin untuk melaksanakan Puasa Sunnah pada dua hari sebelum Hari Raya Iduh Adha. Yaitu Puasa Tarwiyah dan Puasa Arofah. Penekanan melaksanakan Puasa Sunnah ini tidak lain untuk memberikan pembelajaran kepada para siswa berkaitan dengan praktek Qurban. Sehingga para siswa memahami mengerti makna yang terkandung dalam kegiatan Praktek Qurban yang di dahului dengan Puasa Sunah 2 hari yaitu Tarwiyah dan Arofah.
Sejauh ini pelaksanaan Praktek Qurban di sekolah-sekolah hanya pada praktek penyembelihan dan praktek doa penyembelihan syarat hewan yang layak untuk Qurban dan berapa nominal yang di distribusikan serta siapa saja yang berhak menerima daging Qurban Tanpa didahului praktek puasa sunnah tarwiyah dan arofah. Jika praktek Qurban yang diajarkan kepada siswa tanpa didahului praktek menjalankan puasa sunnah dikhawatirkan siswa hanya faham jika kurban itu hanya prosesi penyembelihan dan bagi bagi daging kurban semata,
Instruksi pelaksanaan puasa sunnah tarwiyah dan arofah sebagai satu rangkaian praktek kegiatan Qurban dari kepala sekolah kepada seluruh warga Sturi ini bukan hanya untuk kepentingan pembelajaran semata tetapi juga mengingat besarnya fadilah manjalankan puasa tarwiyah dan arofah itu sangat besar.
Berikut ini fadilah keutamaan melaksakana ibadah puasa di bulan Zulhijah.
صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً وَصَوْمُ عَاشُوْرَاَء يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً
Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharram) menebus dosa setahun yang telah lewat. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Abi Qotadah)Para ulama menambahkan adanya kesunnahan puasa Tarwiyah yang dilaksanakan pada hari Tarwiyah, yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun. Puasa pada hari Tarwiyah .diamalkan dalam kerangka fadla’ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan). Selain itu, memang pada hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa untuk menjalankan ibadah seperti puasa. Abnu Abbas RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ أيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِيْ أَياَّمُ اْلعُشْرِ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ! وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهُ فَلَمْ يَرْجِعُ مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ
Diriwayatkan Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: Ya Rasulallah, walaupun jihad di jalan Allah? Rasulullah bersabda: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya atau menjadi syahid. (HR Bukhari)
Puasa Arafah dan Tarwiyah sangat dianjurkan bagi yang tidak menjalankan ibadah haji di tanah suci. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa Ramadhan.
Bagi kaum Muslimin yang mempunyai tanggungan puasa Ramadhan juga disarankan untuk mengerjakannya pada hari Arafah ini, atau hari-hari lain yang disunnahkan untuk berpuasa. Maka ia akan mendapatkan dua pahala sekaligus, yakni pahala puasa wajib (qadha puasa Ramadhan) dan pahala puasa sunnah.
0 komentar:
Post a Comment