• Home
  • Lock.
  • RPP
  • RKAS
  • TGS Siswa
  • Daftar Isi
  • Alumnus
  • Kontak
  • Comments

UPACARA PERINGATAN HARI KARTINI 2014


Mengenang 135 tahun yang lalu tepatnya tanggal 1 April 1879 lahirlah seorang putri Raden Mas Adipati Aryo Sosrodinngrat yang diberi nama RADEN AJENG KARTINI. Kegigihan Perjuangan beliau dalam memerdekakan kaum perempuan dan memperjuangkan persamaan derajat kaum wanita dengan kaum pria di Indonesia patut di acungi jempol. Oleh karena itu sebagai penghargaan bagi beliau tanggal 1 April di tetapkan sebagai Hari Kartini. 
Perjuangan Kartini dalam hal emansipasi wanita, telah membawa banyak perubahan. Kaum Wanita mempunyai hak yang sama dalam pendidikan maupun karier, menentukan nasib sendiri sebagai mana pria. Bila di telisik lebih mendalam, wanita memiliki power yang luar biasa. Naluri karier wanita justru kadang lebih besar dibandingkan pria. Hal ini terbukti banyaknya tokoh tokoh terkenal dari kaum hawa. Dalam dunia pendidikan, dalam dunia kerja, wanita jauh lebih produktif dibandingkan pria. Sekarang nyaris tak ada perbedaan antara kaum wanita dengan kaum pria.Inilah persamaan derajat dan emansipasi wanita.
Namun belakangan ini Emansipasi wanita disalah artikan oleh kaum wanita itu sendiri. sehingga makna emansipasi wanita menjadi rancu dan bahkan kebablasan. Tak heran munculah banyak lelucon yang berkembang dimasyarakat. Kalau dulu "Habis Gelap Terbitlah Terang" namun saat ini berubah menjadi "Berangkat Gelap pulangnya Terang". Berbagai kritik tajam tentang dunia wanita terkait peringatan kartini ini memang bukan sekedar lelucon, namun ini adalah fakta. Meskipun tidak serta merta seluruh wanita demikian, namun hal ini menjadi momok tersendiri bagi relawan relawan kartini yang dengan ikhlas memperjuangan nilai nilai kartini dikalangan generasi muda. 
Kita berada dinegara Indonesia, yang memiliki keluhuran budaya yang teramat luhur. Kita juga tidak menutup diri dengan perkembangan Iptek kawasan barat. Namun kurangnya pondasi akan pemahaman keluhuran budi pekerti seorang wanita, dan efek dinamisasi kehidaupan era global hal ini mendorong wanita secara tidak langsung mempengaruhi pola hidup kaum hawa. inilah emansipasi yang disalah artikan.
Apapun itu wanita tetaplah wanita, meskipun telah memiliki persamaan derajat dengan kaum pria namun tetap ada benang merah yang membedakan hak hak pria dan wanita yang memang mau tidak mau wajib di ikuti sebagai ciri wanita Indonesia. 


Guna mengenang perjuangan Raden Ajeng Kartini dan memupuk rasa cinta budaya bangsa maka SMP Negeri 1 Dukuhturi dilaksanakan upacara Peringatan hari Kartini. Kegiatan ini dilaksanakan tepat tanggal 1 April 2014. Bertindak sebagai petugas upacara semua dari Ibu-ibu Guru SMP Negeri 1 Dukuhturi. Meski mengenakan pakaian kebaya, namun  tidak mengurangi ketegasan dalam bertugas. Justru Upacara berlangsung sangat hidmat. 
Bertindak selaku pembina Upacara Ibunda Khusnul Sulasih, S.Pd. Guru Mapel PKn yang satu ini, benar benar contoh Ibu Kartini banget. Sosok Wanita Sederhana yang tegar, sabar, tekun, gigih dalam menjalankan tugasnya baik selaku Ibu Guru maupun sebagai Ibu di rumah. Beliaulah wanita sejati, kartininya Sturi yang patut di teladani.
Sedangkan pemimpin upcara oleh Ibu Puji Astuti, S.Pd. Beliau sosok wanita karier yang patut di acung jempol. Pantang menyerah, suka bekerja, dan gigih penuh semangat. Inilah sosok kartini modernnya Sturi.
Meski ada yang kurang sreg, karena biasanya di tengah tengah kita selalu hadir top leader kita, namun pagi ini kita belum bisa menyaksikan beliau di tengah tengah berlangsungnya upacara, karena Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Dukuhturi Bapak Drs. Alfatah, M.Pd saat ini sedang mengikuti workshop di Hotel Amarelo Surakarta. Meskipun demikian Upacara tetap berlangsung lancar, aman dan terkendali serta kondusif.
Selamat Hari Kartini Tetaplah berjuang untuk Indonesia jaya wahai kartini kartini muda.



 



















1 komentar:

Beranda Delia said...

Kartini Modern tanpa sanggul

Post a Comment