• Home
  • Lock.
  • RPP
  • RKAS
  • TGS Siswa
  • Daftar Isi
  • Alumnus
  • Kontak
  • Comments

LATIHAN TULIS PTK



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan Allah SWT. Manusia diberi karunia berupa cipta, rasa, dan karsa yang tidak didapatkan oleh makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, secara kodrat manusia yang satu dengan manusia yang lain menjalin kerja sama untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya. Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang menitikberatkan pusat kajiannya dalam bidang humaniora adalah ilmu pengetahuan sosial ( IPS ).
IPS merupakan sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek – aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. IPS selanjutnya diajarkan di sekolah secara formal dan dibukukan sebagai disiplin ilmu yang wajib ada dalam setiap kurikulum pendidikan termasuk dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Dalam KTSP jenjang Sekolah Menengah Pertama, pembelajaran IPS dilaksanakan secara terpadu yang meliputi geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Selanjutnya dalam praktik pembelajarannya, disiplin ilmu geografi dan sosiologi terintegrasi dalam satu paket penyampaian. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peserta didik menangkap makna dan subtansi kedua disiplin ilmu ini yang saling berdekatan satu sama lain. Geografi dan sosiologi menjadi ruang eksplorasi bagi peserta didik pada khususnya dan manusia pada umumnya untuk menemukan solusi atas semua fenomena alam dan sosial yang terjadi di sekitar kehidupan manusia.
Hasil pendidikan yang bermutu adalah peserta didik yang sehat, mandiri, berbudaya, berakhlak mulia, beretos kerja, berpengetahuan dan menguasai teknologi, serta cinta tanah air. Komponen utama yang menjadi penentu tercapai atau tidaknya hasil pendidikan yang bermutu adalah Guru, Bahan Ajar, dan Peserta didik. Ketiga indikator ini merupakan subyek sekaligus obyek dari kegiatan proses pembelajaran di sekolah. Adalah penting bagi guru untuk menguasai sekaligus memilih bahan ajar yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan serta tuntutan perubahan zaman, sehingga upaya untuk mengungkap setiap wilayah kemampuan dari berbagai jenis kecerdasan yang melekat pada diri peserta didik dapat diwujudkan dalam berperilaku. Keberhasilan guru dalam hal ini akan menumbuhkan semangat peserta didik sekaligus membantu mereka dalam mengekplorasikan minat, bakat, dan daya cipta secara utuh. Kegagalan guru dalam menyampaikan materi pelajaran atau bahan ajar secara umum bukan disebabkan karena kurang menguasainya bahan ajar tersebut, tetapi lebih banyak disebabkan oleh bagaimana merancang metode dan strategi pembelajaran yang komperhensif untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran di kelas adalah salah satu tugas utama guru, kenyataan umum yang terjadi adalah masih banyaknya proses yang diperankan guru di kelas masih mendominasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan meminimalisasi keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Kenyataan ini menyebabkan peserta didik cenderung pasif dan tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Gejala umum adanya kegagalan tersebut terlihat pada respon peserta didik ketika mengikuti proses pembelajaran misalnya peserta didik acuh tak acuh / apatis ketika mengikuti pelajaran, tidak memperhatikan saat guru menerangkan materi pelajaran bahkan ada peserta didik yang mengantuk, melamun, mengobrol dengan teman sebangku, tidak mau bertanya dan tidak ada respon ketika diberi pertanyaan oleh guru dan sebagainya. Kondisi seperti ini tentunya dapat mempengaruhi kelancaran proses kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga suasana kelas kurang hidup serta membosankan, serta tidak menutup kemungkinan berpengaruh terhadap rendahnya prestasi / hasil belajar peserta didik.
   Berdasarkan pengalaman yang pernah dilakukan guru sekaligus sebagai peneliti melalui pengamatan yang dilakukan saat kegiatan belajar mengajar ilmu pengetahuan sosial pada materi pembelajaran “ Bentuk  dan Pola Muka Bumi “ di mana penggunaan metode ceramah bervariasi dan diskusi kelompok serta penggunaan media audio visual ternyata masih belum cukup meningkatkan aktivitas pembelajaran yang dilakukan peserta didik kelas IX.E semester 2 UPTD SMP Negeri 1 Dukuhturi Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013. Pengamatan terhadap aktivitas peserta didik pada kegiatan belajar mengajar tersebut dari jumlah peserta didik 36 anak menunjukkan fakta bahwa :
1.      Praktik pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Dukuhturi ini masih sering dilaksanakan secara konvensional. Guru masih sering mengajar menggunakan metode ceramah.  Guru kurang dapat menggunakan variasi metode pembelajaran IPS, Kegiatan yang terancang belum melibatkan siswa secara aktif dan belum ada pertanyaan-pertanyaan aplikasi konsep.
2.      Dalam praktik pembelajaran guru yang aktif sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat sehingga aktivitas dan kreativitas siswa kurang nampak.
3.      Siswa tidak berani bertanya, kurang berani menjawab pertanyaan, tidak aktif ketika bekerja dalam kelompok, dan jarang yang berani mengemukakan pendapat baik pada waktu kerja kelompok maupun pada waktu presentasi.
Rendahnya aktivitas peserta didik dalam praktik pembelajaran tersebut berakibat terjadinya kecenderungan hasil belajar yang rendah juga. Analisis hasil ulangan harian kompetensi dasar / materi pembelajaran “ Bentuk dan Pola Muka Bumi “ pada kelas IX. E semester 2 SMP Negeri 1 Dukuhturi Tahun 2012 / 2013 dengan KKM 7,5 diperoleh data bahwa sebanyak 22 peserta didik masih belum tuntas dan sisanya 14 peserta didik sudah tuntas.
Masih rendahnya hasil belajar IPS disebabkan oleh masih dominannya skill menghafal daripada skill memproses sendiri pemahaman suatu materi. Selama ini, minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih tergolong sangat rendah. Hal ini dapat dilihat pada sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran tidak fokus dan ramai sendiri. Bahkan ada sebagian siswa yang menganggap mata pelajaran IPS tidak begitu penting dikarenakan tidak masuk pada mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional (UN). Faktor minat itu juga dipengaruhi oleh adanya metode mengajar yang digunakan guru dalam menyampaikan materi. Metode yang konvensional seperti menjelaskan materi secara abstrak, hafalan materi dan ceramah dengan komunikasi satu arah, yang aktif masih didominasi oleh pengajar, sedangkan siswa biasanya hanya memfokuskan penglihatan dan pendengaran. Kondisi pembelajaran seperti inilah yang mengakibatkan siswa kurang aktif dan pembelajaran yang dilakukan kurang efektif. Disini guru dituntut untuk pandai menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sehingga siswa kembali berminat mengikuti kegiatan belajar.
Upaya peneliti dalam menerapkan metode ceramah bervariasi dan dilengkapi dengan penggunaan media audio visual di atas sebenarnya sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik sebagaimana ditunjukkan hasil pengamatan aktivitas peserta didik sebesar 75 % mampu bekerjasama menyelesaikan tugas kelompok, tetapi pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran IPS ini masih tetap belum menujukkan hasil belajar yang diharapkan.
Mencermati permasalahan tersebut, perlu kiranya upaya lain yang harus dilakukan peneliti untuk dapat melakukan proses pembelajaran lebih kreatif, inovatif, dan menarik bagi semua peserta didik untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan lebih mudah memahami materi pembelajaran melalui cooperative learning dengan strategi / teknik  jigsaw. Upaya menggunakan pembelajaran model ini layak untuk digunakan dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS pada kompetensi dasar / materi pembelajaran “ Bentuk dan Pola Muka Bumi “ bagi kelas IX. E semester 2 SMP Negeri 1 Dukuhturi Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013.
Secara garis besar langkah – langkah penerapkan pembelajaran cooperation learning dengan strategi / teknik  jigsaw antara lain : pertama, membagikan rangkuman materi dan menjelaskan secara singkat tentang materi pembelajaran yang akan dibahas, kedua, membagi peserta didik dalam kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang peserta didik, ketiga, masing – masing anggota membaca atau mengerjakan salah satu bagian yang berbeda dengan yang dikerjakan oleh anggota lain, keempat, masing – masing anggota memencar ke kelompok – kelompok lain dan akan membentuk kelompok baru yang mendapat tugas sama, kemudian mereka saling berdiskusi dalam kelompok itu. Cara ini membuat masing – masing anggota menjadi pemilik unik dan ahli sebelum mereka kembali ke kelompok asalnya untuk mengerjakan tugas utama, kelima, guru mengevaluasi pemahaman peserta didik mengenai keseluruhan tugas. Jadi jelas peserta didik akan saling bergantung pada rekan – rekan mereka.
2.      Identifikasi Masalah
Rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPS pada peserta didik kelas IX. E semester 2 SMP Negeri 1 Dukuhturi sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, dapat diidentifikasi penyebab timbulnya masalah sebagai berikut :
1.      Karakteristik bahan ajar / materi pelajaran IPS pada kompetensi dasar pada pembelajaran kondisi awal penelitian bersifat  hafalan sehingga membosankan peserta didik oleh karena itu menutut inovasi dan kreativitas guru untuk menghadirkan strategi / teknik pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga akan berdampak pada penguatan peserta didik dalam mengikuti proses belajar yang bermakna sehingga hasil belajar lebih meningkat.
2.      Metode yang konvensional seperti menjelaskan materi secara abstrak, hafalan materi dan ceramah dengan komunikasi satu arah, yang aktif masih didominasi oleh pengajar, sedangkan siswa biasanya hanya memfokuskan penglihatan dan pendengaran. Kondisi pembelajaran seperti inilah yang mengakibatkan siswa kurang aktif dan pembelajaran yang dilakukan kurang efektif. Disini guru dituntut untuk pandai menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sehingga siswa kembali berminat mengikuti kegiatan belajar.
3.      Pemilihan metode pembelajaran ceramah bervariasi dan diskusi dengan menggunakan media audio visual masih belum meningkatkan aktivitas belajar semua peserta didik karena masih didominasi beberapa peserta didik saja sehingga akan berakibat negatif terhadap rendahnya hasil belajar secara klasikal pada pembelajaran mate pelajaran IPS.
4.      Ada sebagian siswa yang menganggap mata pelajaran IPS tidak begitu penting dikarenakan tidak masuk pada mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional
5.      Semangat peserta didik dalam pembelajaran masih rendah sehingga diperlukan upaya memberikan rangsangan misalnya melalui cooperative learning dengan teknik / strategi jigsaw.
3.      Pembatasan Masalah
Dari masalah yang kompleks sebagaimana tercakup dalam latar belakang masalah di atas maka peneliti membatasi masalah agar  permasalahan yang dianalisis dapat terarah, sesuai sasaran dan tujuan yang diharapkan. Adapun pembatasan masalah dalam peneliti ini adalah:
1.      Subyek penelitian ini yaitu peserta didik kelas IX. E semester 2 SMP Negeri 1 Dukuhturi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2012/2013.
2.      Metode pembelajaran sebagai tindakan dalam penelitian ini adalah  pembelajaran Cooperative Learning denga strategi / teknik Jigsaw.
4.      Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Bagaimana peningkatan aktivitas dan hasil belajar ekonomi dengan penggunaan Metode Jigsaw pada peserta didik kelas IX. E Semester 2 SMP Negeri 1 Dukuhturi Kabupaten Tegal Tahun 2012 / 2013 ?
2.      Apakah penggunaan metode jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada peserta didik kelas IX. E semester 2 SMP Negeri 1 Dukuhturi Kabupaten Tegal Tahun 2012 / 2013 ?
5.      Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang di harapkan agar dalam penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan. Adapun tujuan penelitian adalah untuk  mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPS dengan menggunakan Metode Jigsaw pada peserta didik kelas IX. E semester 2 SMP Negeri 1 Dukuhturi Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013.
6.      Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi pihak yang terkait yaitu:
  1. Bagi Guru
Sebagai pertimbangan Guru dalam pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan strategi belajar di sekolah yang lebih efektif dan sebagai bahan masukan agar guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga Hasil belajar dapat tercapai maksimal.
  1. Bagi Peneliti
Sebagai sumbangan informasi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Jigsaw yang dapat diterapkan di sekolah.
  1. Bagi Peserta didik
Dengan menggunakan metode pembelajaran ini diharapkan peserta didik :
a.       Terbiasa untuk mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
b.      Berani untuk menyampaikan pendapat
c.       Terbiasa belajar kritis
d.      Lebih mudah memahami pelajaran, tidak hanya menghafal
e.       Dengan adanya metode-metode pembelajaran yang baik maka dapat    mewujudkan   peserta didik yang cerdas dan berprestasi.
4.  Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

0 komentar:

Post a Comment