• Home
  • Lock.
  • RPP
  • RKAS
  • TGS Siswa
  • Daftar Isi
  • Alumnus
  • Kontak
  • Comments

LIMA BAHASA CINTA


    Rasa dicintai, dihargai, dipercaya, dimotivasi, diterima apa adanya dan tidak selalu disalahkan merupakan kebutuhan dasar anak-anak kita yang harus terbentuk dari keluarga sebagai landasan utama. Apabila sang anak telah mendapatkan perasaan nyaman dan kehangatan dalam keluarga tentu saja ia cenderung tidak akan mencari kebutuhan tersebut di luar keluarganya.
     Kita sangat yakin bahwa setiap orang tua sangat mencintai anaknya. Namun sering kali hal yang terjadi adalah pengungkapan rasa cinta tersebut tidak tersampaikan dengan baik kepada anak, atau bahkan anak sering merasa sebaliknya.
     Seorang anak mengatakan kepada Mamanya ketika sedang menonton sinetron," Mama - Mama ... mirip lho sama ibu yang disinetron itu ...  cerewet soalnya,"  mendengar hal itu, spontan ibu itu terkejut, jadi selama ini perhatian yang selalu ia berikan diartikan berbeda oleh anaknya, sehingga kesan di mata anak dia adalah sosok ibu yang cerewet dan tidak  perhatian.
     Dari permasalahan diatas, ternyata agar anak merasakan cinta yang kita berikan, memahami bahwa dirinya dicintai, kita juga harus belajar serta memahami bagaimana bahasa cinta yang diterima oleh anak sehingga ia merasakan bahwa dirinya memang dicintai. Setiap anak ataupun individu mempunyai cara sendiri-sendiri dalam hal merasakan cinta.
     Ada " Lima Bahasa Cinta " anak yang diinginkan dari orang tua, yaitu :

1. Sentuhan Fisik
Bagi orang tua memeluk dan mengusap kepala si mungil buah hati sudah sangat sering dilakukan, tetapi apakah hal ini akan terus dilakukan ketika si mungil beranjak remaja bahkan dewasa ? Dengan dalih agar anak mandiri, sudah besar, malu, bahkan badannya bau kecut, orang tua tidak pernah lagi memberi sentuhan fisik kepada sang anak.
Bagi anak-anak yang mempunyai bahasa cinta melalui sentuhan fisik ini, pesan cinta akan tersampaikan dengan jelas melalui sentuhan fisik yang dapat berupa pelukan lembut, tepukan di punggung, mengusap kepala, ataupun sentuhan fisik lainnya.

2. Kata - kata Penegasan
Sebut saja Nana, seorang mahasiswi yang lagi curhat kepada temannya :" Aku merasa tidak diperhatikan ortuku, sepi ... meskipun mereka ada, mereka jarang  telepon mengungkapkan perasaan kangen atau rindu ke aku, seperti menanyakan  kapan pulang ? Ibu kangen ...".
Anak yang termasuk mempunyai bahasa cinta dengan kata-kata penegasan merasa sangat diperhatikan atau dicintai apabila Ortu itu langsung mengungkapkannya dengan kata-kata. Dalam memberikan kata-kata penegasan ini perlu kita pahami bahwa pengungkapannya harus dilakukan dengan tulus,  seperti misalnya," Ibu mencintaimu ...",  "Ayah menyayangimu ...".

3. Waktu Berkualitas
"  Wah ... senengnya bisa makan sama ibu" celoteh si anak  yang benar-benar ingin berkumpul dengan keluarganya. Waktu berkualitas merupakan bahasa cinta yang perwujudannya adalah kita memberikan waktu dan perhatian secara utuh. Perhatian ini dapat berupa hal-hal yang sederhana, seperi hanya berbincang-bincang, meluangkan waktu bersama menonton TV, makam malam bersama, intinya adalah kita bisa bersama.
Untuk anak yang mempunyai bahasa cinta berupa waktu berkualitas, memang kita harus menyediakan waktu meskipun terhalang jadwal pekerjaan padat dan melelahkan untuk bermain bersama anak. Sering kali terjadi juga Ortu lebih cenderung bermain dengan anaknya yang lebih kecil, sehingga  waktu bermain dengan sang kakak hanya sekejap saja.

4. Hadiah
Untuk anak yang bahasa cintanya adalah hadiah, tentu saja ia akan benar-benar lompat kegirangan saat menerima hadiah, karena ia memang merasa diperhatikan dan dicintai.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan apabila sang anak mempunyai bahasa cinta hadiah adalah bahwa hadiah yang kita berikan tidak harus mahal harganya, kita dapat memberikan hal-hal yang sederhana namun dapat menyampaikan  suatu pesan yang dalam kepada anak bahwa memang kita benar-benar mencintainya.

5. Layanan
Bahasa cinta layanan adalah dengan memberikan suatu layanan. Ketika kita memberikan suatu layanan kepada anak, tindakan ini akan diterima oleh anak sebagai tanda bahwa kita mencintainya. Masih ingatkah kita, ketika hampir semua aktivitas anak kita layani atau bantu ? lalu, bagaimana sekarang ?
Permintaan layanan ini dapat berupa permintaan anak kepada Ortunya seperti memperbaiki mainannya yang rusak, menyisir rambut atau permasalahan - permasalahan lain yang membutuhkan dukungan dari Ortu.

     Setiap individu mempunyai kelima bahasa cinta ini, namun bahasa cinta yang dominan berbeda-beda antara anak yang satu dengan yang lain. Untuk mengetahui bahasa cinta yang paling dominan, kita bisa lihat dari pengharapan dan perilaku anak, ataupun keluhan-keluhan yang diajukannya. Pada intinya apapun bahasa cinta yang paling dipahami oleh anak, pengungkapan  cinta hendaknya dilakukan dengan satu cara yaitu memberikan cinta tanpa syarat.
Sebagai guru, kita dapat memberikan informasi mengenai bahasa cinta ini kepada seluruh keluarga untuk dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika sang anak telah merasakan cinta, ia akan merasa aman, jauh dari perasaan benci, dan takut. Ini akan mempermudah kita dalam mengajaknya bekerja sama dan belajar bersama daripada jika ia merasa tidak ada cinta.




Penulis : Singgih Pujianto,S.Pd
Guru Mapel  I P A
SMP N1 Dukuhturi Kab. Tegal

3 komentar:

Sang pemerhati said...

sturi emang asyk aku senag sekolah di sturi karna bisa ketemu sama teman-teman yang waktu sd lagi dan guru nya pun juga asyk-asyk

Sang pemerhati said...

sturi emang asyk aku senang bersekolah di sturi karna bisa ketemu sama teman dekat aku lagi

SMP N 1 DUKUHTURI said...

sturi emang beda yah...

Post a Comment